BTC Menuju Rekor Baru: Prediksi Analis Tentang Lonjakan Harga di Akhir Tahun
ZONA BISNIS - Oke, jujur saja, kalau ada satu topik yang selalu bikin saya menunda pekerjaan lain buat membaca, itu pasti soal Bitcoin. Ya, Bitcoin—si raja kripto yang bikin kita semua bertanya-tanya: Sampai kapan nih harga bakal terbang?
Jadi, kemarin saya lagi ngobrol santai dengan teman, seorang trader yang sudah lebih dulu masuk ke dunia kripto daripada saya. Dia bilang, "Ini kayak déjà vu 2021, tahu nggak? Semua indikator teknikal dan sentimen pasar mulai kelihatan mirip-mirip." Dan langsung, saya mulai scrolling Twitter, baca analisis dari nama-nama besar di dunia kripto, seperti PlanB dengan model S2F (Stock-to-Flow) atau laporan Glassnode tentang supply yang makin berkurang.
Yang bikin menarik adalah optimisme mereka bukan sekadar hype tanpa dasar. Misalnya, data on-chain menunjukkan bahwa jumlah BTC di bursa terus turun. Artinya, orang lebih banyak menyimpan Bitcoin di wallet pribadi daripada menjualnya. Itu, menurut saya, kayak sinyal bahwa mereka yakin harga bakal naik. Dan, seperti biasa, FOMO (Fear of Missing Out) akan memicu gelombang pembelian yang bisa meledakkan harga lebih tinggi.
Tapi tunggu sebentar. Semua ini nggak selalu mulus, lho. Saya masih ingat betul akhir 2021, ketika semua orang yakin BTC bakal nembus $100 ribu. Apa yang terjadi? Boom! Market crash, dan kita semua kebawa turun. Dari pengalaman itu, saya jadi belajar pentingnya punya strategi keluar—atau minimal disiplin sama batas rugi yang sudah ditetapkan.
Nah, balik ke 2023 (atau ya, 2024 sekarang), beberapa analis juga bicara tentang faktor makroekonomi. Katanya, The Fed mungkin bakal mengurangi tekanan kenaikan suku bunga, dan itu bisa jadi angin segar buat aset-aset berisiko seperti kripto. Ditambah lagi, kita punya isu halving yang tinggal beberapa bulan lagi. Kalau sejarah jadi patokan, harga Bitcoin sering banget rally menjelang dan setelah event itu.
Tapi ini, nih, yang saya suka bahas sama teman-teman: apakah BTC benar-benar jadi "emas digital"? Karena kalau iya, maka krisis ekonomi global seharusnya bikin orang makin lari ke Bitcoin. Itu jadi safe haven. Tapi kenyataannya, kita masih lihat BTC korelasi erat sama pasar saham. Kadang ini bikin saya skeptis, sih.
Dari semua prediksi ini, saya cuma mau kasih tips buat teman-teman yang juga lagi ngikutin pergerakan harga BTC: jangan terlalu greedy. Rasanya, kita semua sering lupa prinsip klasik investasi: Buy low, sell high. Saya dulu pernah terjebak beli di puncak harga karena FOMO, dan akhirnya... ya, bisa ditebak—modal saya nyangkut lama.
Terakhir, kalau kalian baca analisis dari para ahli, pastikan buat filter informasinya. Tidak semua prediksi benar, dan, jujur saja, kadang beberapa analis besar pun salah kaprah. Jadi, penting banget buat riset mandiri. Oh, dan jangan investasikan uang yang kalian nggak siap kehilangan. Dunia kripto itu seru, tapi juga brutal.
Siap-siap aja, siapa tahu BTC benar-benar terbang ke level baru di akhir tahun ini. Kalau benar, ya mungkin kita semua bakal ngerayain sambil mikir, "Kenapa nggak beli lebih banyak waktu murah?" Tapi kalau nggak? Anggap aja ini pelajaran lain dalam perjalanan kita di dunia kripto. 😉